Selasa, 13 Maret 2018

Kritik dan Esai Puisi Bandara Abu Dhabi karya Shoim Anwar


Puisi Karya  M. Shoim Anwar

DI BANDARA INTERNASIONAL ABU DHABI

ABU DHABI INTERNATIONAL AIRPORT
di bandara internasional abu dhabi
di bawah atap repilakasi daun-daun kurma
kulihat kau berhijab dari dahi hingga ke kaki
abayamu melindung sempurna hingga mencium tanah
di bandara internasional abu dhabi
kau pun berkaos dan celana pendek ketat melekat
urat kulitmu menyapa hingga ke pangkal paha
sambil mengunyah coklat yang manis dirasa
menuding perhiasan emas permata
dibayar dengan komisi dari pihak ketiga
sebagai pelicin membuka usaha

di bandara internasional abu dhabi
kau kenakan surban putih  bersih
kacamata gelap pelindung matahari
lalu ganti stelan jas hitam berdasi
atau jins belel berlubang-lubang kayak ditembak kompeni

di bandara internasional   abu dhabi
saat  buka seluler kau tersenyum sendiri:
temanmu pura-pura  sakit jantung dan merintih
saat mau diperiksa komisi antikorupsi
lari ke  rumah sakit bertarif mahal sekali
minta diselimuti kain putih empuk begini   
diinfus  agar kayak orang mau mati
membayar pengacara bicara  tak henti-henti
dan minta cepat pulang saat dibebaskan nanti 

di bandara internasional abu dhabi
sambil buka video kau manggut-anggut  dengan pasti
seperti sapi  menyeret gerobak pedati
teman-temanmu  ngotot seperti tak punya hati
ingin membubarkan komisi antikorupsi
cari seribu alasan untuk menembak mati
menganggap rakyat tak ngerti  kalau dibodohi
sejatinya mereka takut diborgol masuk bui

di uni emirat ini kau datang tanpa penghalang
berdalih ziarahi  bumi nabi-nabi
sambil belanja mencuci uang korupsi
mengolor waktu tak hendak pulang lagi
dengan pasti menanti putusan bebas murni
kerna pengadilan begitu murah untuk dibeli
                                                                        Abu Dhabi-Surabaya,  2017

 
Makna dari puisi di atas: 
         Puisi di Bandara Internasional Abu Dhabi karya M. Shoim Anwar menceritakan tentang peristiwa yang telah terjadi di Bandara Abu Dhabi pada tahun 2017. Di Bandara Abu Dhabi, di bawah pohon kurma yang mempunyai daun yang sangat rimbun. Aku melihat seorang perempuan yang menutupi tubuhnya dengan baju yang panjang dan menutupi rambutnya dengan hijab.


Baju panjangmu  melindungi tubuhmu yang indah sampai ke kaki. di bandara internasional Abu Dhabi, dia pun menggunakan kaos dan celana pendek yang ketat sehingga sebagian tubuhnya terlihat. Sambil makan coklat dia menuding perhiasan emas, yang dibayarnya dengan uang imbalan yang di dapat dari orang lain yakni, hasil dari kesepakat suatu usaha atau pekerjaan.



Di bandara internasional Abu Dhabi, dia menggunakan serban atau kain ikat kepala yang lebar yang dipakai oleh orang arab yang berwarnah putih bersih, memakai kaca mata hitam untuk melindungi dari panasnya matahari. Setelah itu, menggunakan stelan jas hitam dan berdasi, atau menggunakan celana jens yang berlubang-lubang.

Di bandara internasional Abu Dhabi, saat membuka hp dia tersenyum. Temannya pura-pura mengalami sakit jantung dan merintih kesakitan  ketika akan di periksa oleh komisi antikorupsi. Dia dilarikan ke rumah sakit yang bagus dan mahal, dirawat agar seperti orang sakit yang akan meninggal, menyewa pengacara untuk berbicara di depan publik dan tempat persidangan secara terus menerus, dan meminta pulang ketika sudah dinyatakan tidak bersalah.

Di bandara Abu Dhabi, sambil melihat berita kepalanya ke atas dan ke bawah melihat teman-temannya bersikeras untuk menghapuskan komisi anti korupsi, mencari cara untuk menyerang dan memprofokasi rakyat agar tidak dihukum dan masuk penjara.

Di Uni Emirat ini dia datang tanpa ada penghalang, mencari alasan berziarah di bumi nabi-nabi, sambil belanja dengan menggunakan uang haramnya, memperlambat waktu untuk pulang, dan menanti keputusan yang membebaskannya dari jeratan hukum karena, pengadilan telah dibayar untuk membebaskannya dari jeratan hukum.

Kritik: puisi ini dapat membuka pengetahuan kita tentang, bagaimana koruptor bertindak untuk mewujudkan semua keinginanya.


Simpulan: puisi di bandara Abu Dhabi karya Shoim Anwar, mengambaran bagaimana para koruptor membebaskan dirinya dari jeratan hukum. Satu persatu konspirasi di susun untuk dapat mewujudkan semua keinginannya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANALISIS PUISI IBU KARYA D. ZAWAWI IMRON

ANALISIS PUISI IBU KARYA D. ZAWAWI IMRON A.     Biografi penulis Zawawi Imron lahir di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, ...