Selasa, 20 Maret 2018

Puisi Tangisan Kelopak


Tangisan Kelopak

Aku adalah mawar yang layu
Mawar yang penuh dengan penderitaan
Kumbang itu menari-nari di atas kepalaku
Dan, tangisku dijadikan iramanya
“Tuhan, aku semakin layu”
Ilalang-ilalang menjadi saksi keresahanku

Aku adalah mawar yang layu
yang tetap memancarkan keindahan
Walau kelopakku mulai menguning dan kering
Dan, air hujan yang tak lagi mau mengasihiku
Hingga angin perlahan membawaku pada jalan tak berujung

Aku tetap mempunyai secercah harapan
“Jangan biarkan aku layu, Tuhan!”
“Karena bila aku mati,
Putik akan susah berkembang”
Aku adalah mawar yang layu
Yang menanti keadilan, diambang kematian



Sidoarjo, 07 Maret 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANALISIS PUISI IBU KARYA D. ZAWAWI IMRON

ANALISIS PUISI IBU KARYA D. ZAWAWI IMRON A.     Biografi penulis Zawawi Imron lahir di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, ...