Tangisan Kelopak
Aku adalah mawar yang layu
Mawar yang penuh dengan
penderitaan
Kumbang itu menari-nari di atas
kepalaku
Dan, tangisku dijadikan iramanya
“Tuhan, aku semakin layu”
Ilalang-ilalang menjadi saksi
keresahanku
Aku adalah mawar yang layu
yang tetap memancarkan keindahan
Walau kelopakku mulai menguning
dan kering
Dan, air hujan yang
tak lagi mau mengasihiku
Hingga angin perlahan membawaku
pada jalan tak berujung
Aku tetap mempunyai secercah
harapan
“Jangan biarkan aku layu, Tuhan!”
“Karena bila aku mati,
Putik akan susah berkembang”
Aku adalah mawar yang layu
Yang menanti keadilan, diambang
kematian
Sidoarjo, 07 Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar