Senin, 23 April 2018

Analisis Lirik Lagu "Untukmu Ibu" Exist


 ANALISIS LIRIK LAGU UNTUKMU IBU
DINYAYIKAN OLEH  EXIST TAHUN 1991

Lirik Lagu Untukmu Ibu
 Karya Exist

Oh, Ibu
Kau disiram bayu pagi
Kehilangan terasa kini
Dan kesepian

Dan aku
Bagai purnama gerhana
Di ibarat lautan kering
Tiada tempat ku layarkan

Hasratku ini
 Masih belum sempat
Kubuktikannya kepadamu
Ibu tersayang
Kucurahkan rasa hati

Ku tatapi potret mu berulang kali
Ku renungkan kalimah yang diberi


Tuhan Yang Esa
Ampuni dosa Ibu
Tempatkan mereka
Di antara kekasih-kekasih-Mu

Oh! Ibu
Kau kekasih sejati
Kutaburkan doa
Untukmu Ibu

Ampunilah dosaku
Sejak ku dilahirkan
Hingga akhir hayatmu

Saat ini
Kuteruskan hidup
Tanpa bersamamu Ibu

Ibu….




A.    Biografi Penyanyi
Awal kemunculan grup Exists pada awal 90-an sekitar tahun 1991. Exists ketika itu dikenal dengan nama Exist yang beranggotakan 6 musisi remaja. Exist jika dirujuk pada kamus bermaksud ada/wujud yang mana ingin menjadikan grup musik yang terus ada. Anggota Exists ketika itu ialah Mamat (Vokal), Musa (Bass), Along (Gitar), Ujang (Dram), Shah (Gitar) dan Ajai (Keyboard).
Pada tahun 1991 mereka telah muncul dengan album pertama mereka yang berjudul Exist di bawah label perusahaan rekaman JOJO's Production yang berpusat di Johor Bahru. Album pertama mereka telah melonjakkan nama mereka dipersada musik Malaysia di mana lagu 'Untukmu Ibu' berjaya mencuri hati peminat. Album ini juga telah mencatatkan penjualan yang membanggakan dengan 250,000 unit.
Semua anggota grup Exist ketika itu berasal dari Johor dengan rata-rata berumur 13 tahun hingga 19 tahun. Bakat mereka telah berkesan bagi JOJO's Production. Mereka mempunyai bakat dan kemahiran bermain musik serta mencipta lagu karena masing-masing mempunyai latar belakang asas musik yang kukuh. Pada album kedua Exist yang berjudul Anugerah tahun 1993, Shah telah menarik diri dari kumpulan Exist karena sebab yang tidak dapat dielakkan. Maka tinggallah 5 orang anggota di dalam grup Exist. Namun mereka tetap maju ke depan. Ketika album ini turut menaikkan nama mereka sehingga perusahaan rekaman BMG Music telah melamar mereka untuk menjadi artis rakaman mereka. Isu ini telah menimbulkan kontroversi ketika perusahaan rekaman JOJO's Production tidak memberikan restu untuk Exist keluar dari JOJO's Production.
Namun akhirnya, Exist tetap menandatangani kontrak dengan BMG Music. Tetapi perpindahan Exist dari JOJO's Production ke BMG Music telah menyebabkan mereka kehilangan vokalis mereka, Mamat apabila dia tidak ingin ikut serta bersama anggota grup Exist yang lain. Maka dengan itu mereka mengiklankan untuk mencari vokalis yang baru. Setelah menguji bakat mereka yang sedia diuji. Maka mereka telah tertarik dengan seorang remaja yang berasal dari Kedah yang berusia 16 tahun bernama Mohd Rohaizad Bin Mohd Lazim yang lebih dikenali sebagai Ezad. Sejak dari itu, Ezad telah menjadi vokalis Exist yang baru dan telah merakamkan album pertamanya dengan Exist yang berjudul Diammu Gunung Berapi pada tahun 1995. Pemilihan Ezad sebagai vokalis baru Exist ternyata tidak sia-sia ketika album Diammu Gunung Berapi turut meletup sebagaimana letupnya gunung berapi hingga mencatatkan penjualan yang membanggakan. Malah album yang hits dengan lagu Alasanmu turut meletup di Indonesia dengan rekod sebanyak 600,000 unit. Sejak itu Ezad telah berjaya menaikkan lagi nama Exist dipersada muzik tanah air.
Semasa album Jangan Gentar tahun 1997, Exist telah menukarkan nama kepada Exists di mana telah menambahkan huruf S di belakang Exist. Tetapi selepas album Jangan Gentar, Ajai telah keluar dari Exists untuk menumpu kerjayanya sebagai komposer dan jurutera muzik di salah sebuah syarikat rakaman tanah air. Pengunduran Ajai tidak melemahkan semangat Exists walaupun mereka terpaksa bergerak hanya 4 orang di dalam kumpulan.
Selepas itu Exists muncul dengan album ke 5 mereka yang berjudul Mutan tahun 1998 di mana lagu hitsnya iaitu Dirantai Digelangi Rindu yang dicipta khas oleh Eddie Hamid dan seterusnya mereka mengeluarkan album Best Of Exists tahun 2000 dengan satu lagu baru di dalam album itu berjudul 'Bunga' ciptaan Musa ahli kumpulan Exists sendiri.
Kini Exists terus maju apabila album mereka berjudul Ada tahun 2001 mencatatkan jualan yang membanggakan dengan dua buah lagu hits iaitu Julia ciptaan Along/G-nola dan Jesnita ciptaan mama Juwie. Tahun 2003 merupakan tahun mereka mengeluarkan album studio mereka yang ke 9 berjudul Seperti Dulu dengan lagu hits Seperti Dulu ciptaan Musa/Musrad telah melonjakan kembali nama Exists di persada muzik tanah air.

B.     Analisis Lirik Lagu Untukmu Ibu dibawakan oleh Exits
Lirik pertama lagu Untukmu Ibu, “Oh, Ibu”. Pada kutipan tersebut mencitrakan seorang Ibu yang dipangil dengan rasa haru. Ibu adalah nama yang indah untuk disebut.
Lirik kedua lagu Untukmu Ibu “ Kau disirami bayu pagi”. Pada kutipan tesebut mencitrakan bahwa seorang Ibu seperti angin di pagi hari. Angin yang membawa kesejukan dan ketenangan. Kehadirannya begitu sangat berarti bagi semua orang. Dan kepergiannya seperti angina pagi yang berhebus dan hilang ketika matahari terbit.
Lirik ketiga lagu Untukmu Ibu “ Kehilangan terasa kini”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bagaimana rasanya kehilangan seorang Ibu. Kepergiannya sunguh menyisahkan luka yang teramat dalam. Luka yang akan selalu terkenang selama hidup. Kehilangannya begitu terasa menyesakkan dada.
Lirik keempat lagu Untukmu Ibu “Dan kesepian”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa kesepian tanpa seorang Ibu begitu jelas terasa. Suara, senyum, tawa,dan kemarahannya tidak lagi terdengar. Sehingga, suasana menjadi sepi dan sunyi,
Lirik kelima lagu Untukmu Ibu “Dan aku”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa seorang anak yang ditinggal pergi oleh Ibunya. Nasibnya begitu menyedihkan setelah kepergian Ibu tercintanya.
Lirik keenam lagu Untukmu Ibu “Bagai purnama gerhana”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, seorang anak tanpa Ibunya bagai purnama gerhana yang artinya bulan yang bersinar terang dengan bentuk yang utuh namun, bumi terlihat gelap karena tertutup gerhana. Dari kutipan tersebut, seorang anak hidupnya dalam kesusahan. Namun, sang Ibu tidak lagi mendukung dan menemani hidupnya di kala kesusahan menimpa dirinya.
Lirik ketujuh lagu Untukmu Ibu “Di ibarat lautan kering”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, tanpa kehadiran seorang Ibu seorang anak akan merasakan haus kasih sayang seorang Ibu. Kasih sayang yang tulus dari relung hati yang paling dalam. Kepergiannya membuat hidup anaknya tidak memiliki semangat dan tujuan dalam hidup.
Lirik kedelapan lagu Untukmu Ibu “Tiada tempat ku layarkan”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, bagaimana hidup seorang anak tanpa kehadiran Ibu disisinya. Kehidupan anak itu menjadi seperti kapal yang tidak bisa berlayar tanpa air laut.  Seorang anak harus hidup seorang diri untuk menentukan jalan hidupnya. Tanpa Ibu, yang menjadi tempat untuk melepaskan kepenatan dalam hidup. Ibu, tempat mencari arah tujuan dalam hidup. Ibu, tempat seorang anak mencari kasih sayang yang abadi.
Lirik kesembilan lagu Untukmu Ibu “Hasratku ini”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, keinginan (harapan) yang kuat terbesit dalam hati. Keinginan itu belum sempat terwujud dalam kehidupan yang sesungguhnya, keinginan itu masih terucap dalam hati.
Lirik kesepuluh lagu Untukmu Ibu “Masih belum sempat”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, sang anak tidak ada waktu untuk memberikan senyum kebanggaan untuk Ibunya. Ketika ada keinginan untuk membahagiakan sang Ibu akan tetapi, takdir berkata lain. Ibu terlebih dulu dipanggil oleh sang Pencipta, sehingga keinginan seorang anak untuk membahagiakan Ibunya menjadi khayalan semata. Penyesalan begitu terasa dalam diri anak itu.
Lirik kesebelas lagu Untukmu Ibu “Kubuktikannya kepadamu”. Pada kutipan tersebut mencitrkan bahwa, seorang anak yang ingin membuktikan jika anaknya akan mengapai kesuksesan dalam hidupnya. Kesuksesan yang diraih berkat doa dan didikan sang Ibu. Semuanya belum sempat terwujud namun, Ibu telah pergi meninggalkannya untuk selamanya.
Lirik kedua belas lagu Untukmu Ibu “Ibu tersayang”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, seorang anak terus memanggil nama Ibunya dalam kesepian. Ibu adalah seorang yang sangat dikasihi oleh anaknya. Ibu adalah wanita yang sangat tangguh, gigih, dan kuat dalam menjalani sulitnya kehidupan. Ibu adalah bagian yang utama dan pokok terpenting dalam kehidupan. Untuk itu Ibu menjadi orang yang tersayang.
Lirik ketiga belas lagu Untukmu Ibu “Kucurahkan rasa hati”. Pada kutipan tersbut mencitrakan bahwa, sang anak telah mencurahkan seluruh isi hatinya kepada Ibu, Meskipun sang Ibu tidak lagi berada di sisinya. Dengan memanggil namanya, dan membayangkan wajah sang Ibu, anak tersebut mengungkapkan seluruh keluh kesahnya akibat kepergian sang Ibu tercinta.
Lirik keempat belas lagu Untukmu Ibu “Ku tatapi potret mu berulang kali”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, seorang anak yang ditinggal pergi oleh sang Ibu untuk selama-lamanya dan hanya bisa menatap foto sang Ibu tercinta. Kerinduan jelas terasa dalam tatapan matanya ketika melihat foto sang Ibu. Foto yang menjadi simbol  kenangan terakhir dan kenangan akan kehadiran Ibu. Foto yang menjadi pelipur lara ketika rasa rindu akan kehadiran sang Ibu.
Lirik kelima belas lagu Untukmu Ibu “Ku renungkan kalimah yang diberi”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, Seorang anak tengah merenungkan nasihat dari Ibunya. Nasihat ketika Ibunya masih hidup. Anak tersebut memikirkan dan akan menjalankan setiap pintah atau nasihat dari Ibunya. Nasihat yang akan membawanya pada tujuan hidup dan menggapai semua impian-impian yang diinginkan Ibunya.
Lirik keenam belas lagu Untukmu Ibu “Tuhan Yang Esa”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, seorang anak yang berdoa kepada Sang Pencipta yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia  sebagai yang Mahakuasa dan Mahaperkasa.
Lirik ketujuh belas lagu Untukmu Ibu “Ampuni dosa Ibu”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, seorang anak yang mendoakan Ibunya. Doa yang dipanjatkan dengan setulus hati. Doa yang dipanjatkan untuk Sang Pencipta. Dalam doanya, dia meminta agar Ibunya diampuni dari segala dosa semasa hidupnya. Dosa yang disengaja atau dosa yang tidak disengajanya.
Lirik kedelapan belas lagu Untukmu Ibu “Tempatkan mereka”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, seorang anak yang meminta kepada Tuhan agar Ibunya diberikan tempat yang terbaik di sisinya. Tempat yang mulia untuk Ibunya.
Lirik kesembilan belas lagu Untukmu Ibu “Di antara kekasih-kekasih-Mu”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, dia meminta agar Ibunya di temapatkan dengan orang-orang yang mulia. Tempat yang penuh dengan kedamaian. Tempat yang dipenuhi dengan orang-orang pilihan yang mulia, yakni di surga tempat yang membahagiakan bagi roh manusia dalam keabadiannya.
Lirik kedua puluh  lagu Untukmu Ibu, “Oh, Ibu”. Pada kutipan tersebut mencitrakan seorang Ibu yang dipangil dengan rasa haru. Nama yang terucap di bibir seorang anak dengan nada penuh kerinduan.
Lirik  kedua puluh satu lagu Untukmu Ibu, “Kau kekasih sejati”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, seorang anak yang mencintai Ibunya dengan murni. Cinta yang tak kan lekang oleh waktu, dan akan tetap abadi.
Lirik kedua puluh dua lagu Untukmu Ibu, “Kutaburkan doa”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, seorang anak yang hanya bisa medoakan Ibunya. Doa untuk Ibunya disetiap sujudnya. Doa yang akan selalu mengingatkan kepada sosok Ibu yang telah pergi untuk selama-lamanya.
Lirik kedua puluh tiga lagu Untukmu Ibu, “Untukmu Ibu”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, semua doa, kasih sayang, dan kerinduan ditujukan  untuk seorang Ibu. Doa yang terucap dalam sujud hanya untuk Ibunya, kasih sayang yang tersimpan abadi dalam hatinya adalah Ibunya, dan kerinduan akan sosok Ibu yang sangat menyayangi anaknya.
Lirik kedua puluh empat lagu Untukmu Ibu, “Ampunilah dosaku”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, sang anak tersebut meminta maaf kepada Ibunya. Permintaan maaf karena belum sempat membahagiakan Ibu, dan permintaan maaf karena selalu menyusahkannya ataupun tanpa sengaja membuat sang Ibu bersedih.
Lirik kedua puluh lima lagu Untukmu Ibu  Sejak ku dilahirkan”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, sejak seorang anak dilahirkan dari Rahim seorang Ibu maka, tugas dan kewajiban seorang Ibu adalah merawat dan menjaganya. Seorang Ibu rela kehilangan waktu tidurnya demi menjaga anaknya. Tanpa kita sadar, ketika kita masih di dalam kandungan atau pun ketika kita lahir dari Rahim Ibu, kita sudah memberikan beban dan sangat menyusahkannya. Untuk itu pada kutipan di atas sang anak mengingat kembali jika dia sejak dilahirkan selalu menyusahkan Ibunya.
Lirik kedua puluh enam, lagu Untukmu Ibu “Hingga akhir hayatmu”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, kasih sayang dan tanggung jawab seorang Ibu akan dilaksanakan seumur hidupnya. Pada kutipan tersebut juga digambarkan bagaimana sang anak meminta maaf karena telah merepotkannya hingga kematian menjemputnya.
Lirik ke dua puluh tujuh  lagu Untukmu Ibu “Saat ini”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, keadaan seorang anak yang telah ditinggalkan oleh Ibunya. Saat ini mengambarkan waktu atau keadaan yang sekarang dijalaninya.
Lirik kedua puluh delapan lagu Untukmu Ibu “Kuteruskan hidup”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, setelah kehilangan seorang Ibu seorang anak harus berjuang untuk melanjutkan hidup. Terus berjalan untuk mencari tujuan dalam hidup yang sesungguhnya.
Lirik kedua puluh sembilan Untukmu Ibu “Tanpa bersamamu Ibu”. Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, seorang anak yang hidup tanpa hadirnya seorang Ibu.
Lirik ketiga puluh Untukmu Ibu “Ibu….” Pada kutipan tersebut mencitrakan bahwa, dia memanggil nama Ibu penuh dengan kelembutan dan kerinduan.

C.     Kelebihan
1)      Kelebihan
Kelebihan dari lirik lagu Untukmu Ibu yang dibawakan oleh Exist adalah makna yang terkandung dalam setiap   membuat pendengar dan pembaca merasa tersentuh. Lagu ini sangat cocok untuk digunakan sebagai perenungan diri untuk menjadi anak yang lebih berbakti kepada kedua orang tua terutama Ibu.

D.    SIMPULAN
Penyesalan seorang anak kepada sang Ibu tercinta. Karena dia tidak bisa lagi berkeluh kesah dengan sang Ibu. Terdapat kerinduan yang mendalam seorang anak kepada Ibunya. Ibu yang telah meningalkannya untuk selama-lamanya.

E.     Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Exists. . Diakses pada 21 Maret 2018.

Analisis Cerpen Tahi Lalat


Tahi Lalat
Ada tahil lalat di dada istri pak Lurah. Itu kabar yang tersebar di tempat kami. Keberadaannya seperti wabah. Lembut tapi pasti. Mungkin orang-orang masih sungkan untuk mengatakannya secara terbuka. Mereka menyampaikan kabar itu dengan suara pelan, mendekatkan mulut ke telinga pendengar, sementara yang lain memasang telinga lebih dekat ke mulut orang yang sedang berbicara. Mereka manggut-manggut, tersenyum sambil membuat kode gerakan menggelembung di dada dengan dua tangan, lalu menudingkan telunjuk ke dada sendiri, sebagai pertanda telah mengerti.

Paragraf pertama, mengambarkan bahwa seluruh warga telah mendengar kabar tentang, istri Pak Lurah yang mempunyai tahi lalat di bagian tubuhnya. Perlahan kabar itu telah menyebar ke telingga masyarakat. Sehinga, banyak orang yang membicarakannya.

"Awas, ini rahasia. Jangan bilang siapa-siapa!" kata Bakrul memulai pembicaraan sambil mendekatkan telunjuknya ke mulut.

"Di sebelah mana?" aku mengorek.

"Di sebelah kiri, agak ke samping," jawab Bakrul.

"Besar?"

"Katanya sebesar biji randu."

Mungkin karena keberadaannya sudah lebih jelas, akhirnya orang-orang saling memberi kode ketika berpapasan. Bila mereka sedang bergerombol, dan salah satu sudah memberi kode, yang lain mengacungkan jempolnya sebagai tanda mengerti. Bagi yang kurang yakin, pertanyaan akan langsung diteriakkan saat aku lewat.

Karena tak ingin diteriaki terus, aku mengacungkan jempol. Teriakan itu memicu yang lain untuk keluar rumah, lalu menuju pinggir jalan tempat aku lewat. Sebenarnya aku tak enak juga mendengar ejekan terhadap lurahku, meski waktu pemilihan aku tidak mencoblosnya. Maka, sebelum mereka berteriak, aku mengacungkan jempol terlebih dulu. Tapi karena niatnya mungkin mengejek, teriakan mereka pun bertambah santer.

Suara truk pengangkut material untuk pembangunan perumahan menderu-deru di jalan depan rumah yang rusak parah. Debu-debu itu sering dikeluhkan oleh anakku, Laela, setiap pulang sekolah. Entah mengapa Pak Lurah dan perangkatnya tak peduli dengan situasi itu. Pak Lurah justru tampak akrab dan sering keluar bareng dengan mobil pengembang perumahan itu.
"Di luar sana juga ada omongan soal kedekatan istri Pak Lurah dengan bos proyek perumahan," aku membuka pembicaraan dengan istri. "Kedekatan yang gimana lagi?" istriku mendongak. "Bos proyek itu sering datang saat Pak Lurah tidak ada di rumah. Katanya juga pernah keluar bareng."

Bulan depan adalah masa pendaftaran calon lurah atau kepala desa di sini. Konon Pak Lurah akan mencalonkan kembali untuk periode berikutnya. Tak ada yang bisa mencegahnya meski janji-janjinya yang dulu ternyata palsu.

"Ada unsur politik juga kayaknya," kataku pada istri.

"Mengapa istri diikut-ikutkan?" dia mendongak.

"Citra perempuan lebih sensitif untuk dimainkan."

"Pak Lurah telah menceraikan istrinya yang pertama. Ini istri kedua. Andai tetap dengan Bu Lurah yang dulu, tak akan tersiar kabar kayak begini."

"Bisa jadi berita itu datangnya dari suaminya yang dulu."

"Lo, Bu Lurah yang sekarang itu masih perawan. Selisih umurnya katanya dua puluh tahun," istriku menegaskan sambil menyambut Laela yang baru pulang sekolah.

Pak Lurah tak pernah berkomentar atas pembicaraan yang menyangkut istrinya. Kami memilih diam ketika dia lewat. Ini berbeda ketika yang lewat istrinya. Orang-orang mendehem, pura-pura batuk ketika ada istri Pak Lurah, tersenyum dan menyapa basa-basi. Tapi, dari arah belakang, mereka membuat isyarat gerakan gelembung di dada, kemudian menuding-nudingkan telunjuk ke dada sebelah kiri.

Jujur kukatakan, Pak Lurah juga sering menggunakan cara-cara kotor. Selama menjabat, tidak sedikit warga yang kehilangan sawah ladang dan berganti dengan perumahan mewah. Warga yang tinggal di tempat strategis, melalui perangkat desa Pak Bayan, dirayu untuk menjual tanahnya dengan harga yang lumayan mahal. Begitu tanah-tanah yang strategis itu terlepas dari pemiliknya, Pak Lurah semakin gencar membujuk yang lain dengan cara memanggilnya ke kantor kelurahan.

"Kalau tidak mau menjual, akan dipagari oleh pengembang perumahan," begitulah kata-kata intimidasi yang sering dilontarkan Pak Bayan kepada warga.

"Lama-lama desa ini habis terjual," kataku pada Pak Bayan.

"Habis gimana?" jawab Pak Bayan enteng.

"Bilang sama Pak Lurah," aku melanjutkan, "mestinya kehidupan kami diperbaiki agar makmur. Diciptakan lapangan kerja baru. Bukan mengancam agar rakyat menjual tanahnya kayak kompeni."

"Kalau ada perumahan, pasti warga dapat kesempatan kerja."

"Jadi kuli dan babu!" aku menyergah.

Aku yakin, warga asli sini kelak akan jadi buruh pembersih rumput dan tukang sapu di wilayah perumahan. Sambil duduk di tanah, mereka menatap rumah-rumah mewah, dengan badan kurus kurang gizi dan napas kembang kempis digerogoti usia, mereka akan menuding sambil berkata, "Itu dulu tanah milik saya. Batasnya dari sana hingga ke sana. Luaaas sekali...."

Semakin mendekati masa pendaftaran calon lurah, berita adanya tahi lalat di dada istri Pak Lurah semakin santer. Bumbu-bumbu pembicaraan makin banyak. Pembicaraan tidak hanya tertumpu pada tahi lalat di dada istri Pak Lurah, tapi meluas hingga sekujur tubuh istri Pak Lurah ditelanjangi.

Aku yakin Pak Lurah dan istrinya sudah mencium kasak-kusuk di sekitarnya. Mungkin untuk mengamankan pencalonannya kembali sebagai lurah, dia sengaja memilih diam dengan harapan pembicaraan itu akan menghilang dengan sendirinya. Tapi, dengan sikap diamnya itu, aku curiga jangan-jangan pembicaraan itu benar adanya. Kata-kata 'diam pertanda setuju' hadir dalam pikiranku. Memang, Pak Lurah dan istrinya serbasalah. Apa pun yang dikatakannya dijamin tidak akan dapat meyakinkan tanpa bukti fisik.

"Apa tidak mungkin jika salah seorang ibu PKK diminta mendekati Bu Lurah?" kataku pada istri.

"Untuk apa?"

"Menanyakan kepastian ada tidaknya tahi lalat itu."

"Terus kalau tidak ada mau apa?"

"Ya biar jelas dong," jawabku pura-pura lega.

"Terus kalau benar-benar ada?" istriku mengejar lagi.

"Orang-orang akan puas," aku bergaya manggut-manggut. "Akhirnya mereka kan berhenti ngrasani."

"Ehmm, untuk apa!" istriku melengos.

Dari awal aku sudah punya pikiran bahwa pembicaraan itu punya maksud lebih besar. Tidak penting apakah di dada istri Pak Lurah ada tahi lalatnya atau tidak. Di sebelah kiri atau kanan juga tak penting. Sebesar biji randu atau sebesar kelapa pun tak masalah. Yang sangat rawan adalah, bila benar-benar ada, kok sampai ada yang tahu? Siapa pun yang mengetahui tahi lalat di tempat rahasia itu pasti dia adalah orang yang punya hubungan khusus dengan istri Pak Lurah. Bila ditafsirkan lagi, perempuan itu sudah menjadi istri Pak Lurah saat menjalin hubungan khusus dengan orang tadi.

Siang yang terik. Truk-truk pengangkut material menderu-deru melewati kampung kami untuk menguruk sawah warga yang telah terbeli. Jalan makin rusak parah. Aku berjalan menyisir di tepi kanan. Dari arah berlawanan tampak mobil Jeep hitam berhenti. Sepertinya telah lama. Beberapa saat muncul Pak Bayan dari arah yang sama. Lelaki itu memacu motornya agak kencang. Kami berpapasan. Pak Bayan tak berkata apa-apa.

Jeep yang tadi berhenti tampak bergerak. Sepertinya gas ditancap sehingga melaju terguncang-guncang di jalan yang bergeronjal. Debu-debu membalutnya. Terasa ada yang aneh. Kendaraan itu melaju makin kencang di sisi kanan. Ternyata Jeep itu menggasakku. Spontan aku meloncat ke seberang parit. Aku tak tahu siapa pengendaranya. Cuk! Tubuhku terjatuh ke rumpun bambu. Duri-duri tajam menancap di sana-sini. Aku berdarah-darah.

Sampai di rumah aku masih tak habis pikir, setan keparat mana yang mengendarai Jeep tadi. Aku mengumpat-ngumpat sendiri. Dari arah depan terdengar suara Laela pulang dari sekolah. Dia setengah berlari menghampiri aku dan ibunya.

"Gambarku bagus, ya?" Laela menyodorkan buku gambarnya yang terbuka.

"Gambar apa ini?" aku bertanya sambil menerimanya.

"Orang."

Anak perempuanku, kelas dua sekolah dasar, menggambar orang dengan rambut sepundak. Wajah dan tubuhnya diberi warna cokelat kekuningan. Bibirnya dibuat merah menyala.

"Ini orang laki apa perempuan?"

"Perempuan," ia menunjuk ke gambarnya. Dada gambar itu memang dibuat kayak ada belahannya dengan disanggah angka tiga menghadap ke atas.

"Terus titik besar berwarna hitam ini apa?"

"Itu tahi lalat," jawab anakku enteng.

"Tahi lalat apa?"

"Tahi lalat di dada istri Pak Lurah."

"Haaa...??!!!" aku heran dan terhenyak. Istriku juga tampak terbengong-bengong. Kami saling memandang. Tak bicara apa-apa. Entah bagaimana ceritanya Laela tiba-tiba menunjukkan gambar perempuan yang bertahi lalat di dadanya. Persis gunjingan yang hari-hari ini kami dengar.

"Ini tahi lalat di dada istri Pak Lurah..." kembali anakku menuding gambar yang telah dibuatnya. Kami hanya tersenyum. Kecut dan heran.

2017

M Shoim Anwar, cerpenis dan penulis sastra. Hasil risetnya tentang jejak Soeharto dalam sastra Indonesia memperoleh banyak apresiasi di kalangan akademisi sastra. Buku fiksi terkininya Kutunggu di Jarwal (2014)

Rujukan:

[1] Disalin dari karya M Shoim Anwar
[2] Pernah tersiar di surat kabar "Media Indonesia" Minggu 19 Februari 2017




KRITIK SASTRA DAN ESAI PADA CERPEN TAHI LALAT
KARYA M. SHOIM ANWAR

A.    Biografi Penulis
M. Shoim Anwar adalah sastrawan dan dosen di Surabaya, doktor bidang pendidikan bahasa dan sastra. Buku kumpulan cerpennya, antara lain, Oknum, Musyawarah Para Bajingan, Pot dalam Otak Kepala Desa, Sebiji Pisang dalam Perut Jenazah, Asap Rokok di Jilbab Santi, dan Kutunggu di Jarwal.

B.     Alur cerita
Paragraf pertama, menjelaskan tentang tahi lalat atau yang diartikan dengan aib. Pada paragraf pertama tersebut digambarkan bahwa seorang istri pak lurah yang mempunyai tahi lalat. Dan keberadaan tahi lalat dari istrinya Pak lurah tersebut telah terdengar di telinga masyarakat. Berita tersebut bagaikan wabah penyakit yang cepat sekali menyebar. Semua orang merasa sungakn jika membicarakan aib istri pak lurah tersebut. Sehingga, semua orang mengunakan isyarat atau kode untuk mengunjingnya.
Bakrul berkata agar rahasia tentang aib ibu lurah tersebut tidak menyebar luas. Dengan mengunakan isyarat mereka memngunjingkan aib bu lurah. Semua orang berusaha mencari informasi tersebut. Semua menanyakan di mana tahi lalat bu lurah. Dan bagaimana bentuknya. Bakrul menjawab " di sebelah kiri, agak kesamping. Dan memiliki ukuran yang  besar seperti biji randu." 
Paragraf ke dua, mengambarkan bahwa berita tentang tahi lalat istri pak lurah telah menyebar luas. Sehingga semua orang tidak lagi membicarakan  namun saling memberi kode.  Jika seseorang mengacungkan jempol maka tandanya orang itu telah mengerti dan bagi yang memiliki pertanyaan maka dia akan berteriak dengan bertanya terus  terang.
Pada paragraf ke tiga, mengambarkan bahwa karna tidak ingin ditanya terus menerus dia mengancungkan jempol untuk memberi isyarat. Karena, jika itu tidak dilakukan maka orang tersebut akan berteriak sehingga semua orang akan ke luar. Dia meras tidak enak jika ibu lurah mendapatkan ejekan atau dijadikan bahan gunjingan oleh masyarakat. Meskipun demikian dia mempunyai niat untuk mengejek.
Paragraf keempat, mengambarkan keadaan jalan yang rusak parah. Namun, Pak Lurah dan perangkatnya hanya diam saja. Jalan iyti rusak cukup parah. Debu-debu bertebaran dan semua orang mengeluhkannya. Sedangkan Pak Lurah sibuk dengan kepentingannya sendiri yakni mengembangkan bisnis perumahan.
Paragraf kelima, mengambarkan bahwa tersiar kabar ledekatan ibu lurah dengan bos peroyek perumaahan. Banyak sekali berita yang mengabarkan bahwa bos proyek perumahan tersebut sering datang ke rumah pak lurah ketika pak lurah sedang tidak dirumah. Dan keduannya sering menghabiskan waktu bersama.
Paragraf keenam, mengambarkan bahwa pemilihan kepala desa akan segera dilaksanakan. Terdengar berita jika Pqk Lurah akan mencalonkan menjadi kepala desa  untuk periode berikutnya. Akan tetapi semua orang tidak bisa mencegahnya. Dulu sebelum menjadi lutah banyak sekali janji-janji yang diberikan. Namun, tak ada satu pun yang terwujud itu semua hanya omong kosong dan tinggalah sebuah janji.
Unsur politik dikalangan masyarakat kecil pun sering terjadi di dalam kehidupan masyarakat kecil. Misalnya ditatanan desa  pada pemilihan kepala desa semua orang mengunakan unsur politik. Pada kutipan tersebut digambarkan bahwa, istri pak lurah kemungkinan menjadi korban politik. Karena, citra perempuan lebih mudah untuk dipermainkan.
Pada paragraf kedelapan, mengambarkan bahwa banyak orang yang menanyakan status bu lurah. Apakah bu lurah sebelum menikah dengan pak lurah telah memiliki suami. Namun, pernyataan itu ditepis oleh seseorang. Dia menjawab bahwa sebelum menikah dengan pak lurah status bu lurah adalah masih perawan. Dan selisih usia mereka adalah dua puluh tahun.
Pada paragraf ke sembilan, mengambarkan perbedaan perlakuan antara masyarakat biasa dengan pemimpin. Jika istri seorang pak lurah mendapatkan masalah dan aib tersebut menyebar luas maka, semua warga hanya akan memasang muka dua di depan pak lurah dan bu lurah. Mereka semua hanya akan pura-pura menghormati namun, di belakang pak lurah dan bu lurah semua orang membicarakannya dengan menggunakan bahasa isyarat 
Pada paragraf ke sepuluh, mengambarkan bahwa selama menjadi kepala desa Pak lurah sering menggunakan cara-cara kotor untuk mendapat untung. Banyak warga yang kehilangan sawah mereka. Melalui perangkat desa Bayan semua warga dirayu agar mau menjual tanah dan sawah mereka. Dengan cara seperti itulah tanah-tanah yang luas dan strategis lenyap dijual. Dan pak lurah semakin gencar membujuk warga agar mau menjual tanahnya. Seorang pemimpin yang sangat serakah. Mementingkan kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan masyarakatnya.
Pada paragraf kesebelas, mengambarkan bahwa berbagai cara akan dilakukan oleh pak lurah. Mengancam adalah cara satu-satunya yang dilakukan oleh Pak Bayan agar semua orang mau menjual tanahnya. Warga sering diancam apabila tidak menjual tanahnya naka, tanah tersebut akan dipagaru oleh pengembangan perumahan.
Pada Paragraf kedua belas, Seorang berusaha untuk memberi nasihat. Bahwa desa ini lama- lama akan habis jika keadaan ini terus berlangsung. Pak Bayan tidak peduli dan acuh tak acuh terhadap keluh kesah warga. Orang tersebut meminta agar Pak Bayan mau memberi tahu Pak Lurah untuk merubah caranya dalam memimpin agar rakyat hidup makmur.
Pada paragraf ketiga belas, Seseorang percaya bahwa jika keadaan ini terus berlangsung. Maka, warga asli daerah itu akan hidup sengsara. Suatu hari nanti mereka akan kurus, kering karena kelaparan. Mereka hanya bisa menatap rumah-rumah yang berdiri megah. Mereka hanya bisa mengenang tanah mereka yang dulunya milik mereka sekarang telah menjadi milik perumahan.

Pada paragraf keempat belas, pemilihan kepala desa sudah semakin dekat. Tahi lalat atau ain istri Pak Lurah semakin gencar terdengar. Banyak sekali berita yang tersebar di masyarakat. Berita itu semakin menjadi-jadi.
Pada paragraf kelima belas, mengambarkan bahwa sebenarnya Pak Lurah dan Istrinya telah mengetahui berita yang menyebar luas ada di masyarakat. Namun, mereka hanya diam  untuk menutupi permasalahn yang ada. Mereka berfikir berita itu akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi pemikiran masyarakat berbeda. Mereka berfikir jika keduannya diam maka berita itu benar adanya.
Pada paragraf keenam belas, mengambarkan jika bentuk atau ukuran tahi lalat yang ada di badan bu lurah itu tidak penting. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana berita itu bisa menyebar, dan siapa yang menyebarkan berita tersebut. Pasti yang menyebarkan berita tersebut adalah orang terdekat dari Pak lurah dan bu lurah.
Pada paragraf ketujuh belas, mengambarkab bahwa jalan itu semakin rusak. Truk-truk itu membuat jalan itu semakin rusak. Debu-debu bertebaran  di mana-mana. Semua orang kesulitan mencaru jalan. Pak Bayan hanya diam melihat keadaan tersebut dab setelah itu melajukan sepedanya dengan pelan.
Pada paragraf kedelapan belas, mengambarkan bahwa seorang yang mengendarai jib itu telah menabrak seseorang hinga jatuh ke parit. orang tersebut terluka hinga berdarah. Siapa pengendara mobil jib tersebut itu adalah sebuah pertanyaan besar.
Pada paragraf kesembilan belas, nengambarkan orang yang menjadi korban tabrak lari tersebut merasa sangat kesal dan bertanya-tanya siapa yang telah menabraknya. Laela anak dari korban tabrak lari tersebut berlari dan menunjukkan sebuah gambar. Betapa terkejutnya mereka bahwa Laela mengambar seorang wanita dengan tahi lalat di dadanya persis dengan berita yang ada di masyarakat yakni aib istri Pak Lurah yang memiliki tahi lalat di dadanya.


C.     Kelemahan dan kelebihan
1)      Kelemahan
Pada akhir cerita bagaimana nasib Pak Lurah dan Bu Luran tidak digambarkan dengan jelas. Sehingga, pembaca kurang memahami akhir dari ceritanya.
2)      Kelebihan
Cerpen ini dapat dijadikan sebagai wawasan atau pengetahuan tentang kehidupan orang yang terlibat dalam dunia politik.




Sabtu, 07 April 2018

Kedung Adem Merindukan Hujan



KEDUNG ADEM 

saat kedung adem mengeringkan rumpun bambumu
telaga telah mengaga dahaga
kukayuh pedal mencari sisa hujan
di celah senyum yang tak jua rekah
bekisarmu tak lagi berkokok
sangkar di teras telah lama menunggu
dan ketika hujan datang seperti cinta yang kemaruk
telaga-telaga meluapkan asmaranya
rumpun merimbun bersama rebung
bekisar di teras rumahmu melagu merdu
tapi aku takut mengayuh pedal kembali
luapan itu bisa melelapkanku di dasar kali
adakah kau masih menyimpan janji ....

A.    Biografi Penulis:
Puisi Kedung Adem merupakan hasil karya M. Shoim Anwar. Puisi, cerpen,novel, esai, dan  semua hasil karya yang di buatnya selalu menarik untuk dibaca.
B.     Makna Puisi
Pada bait pertama, saat kedung adem mengeringkan rumpun bambumu” mengambarkan, ketika musim kemarau melanda Kedung Adem. Mengeringkan anak-anak pohon bambu yang ada di sana. Membawa kerinduan akan hujan.
Pada bait kedua, “telaga telah mengaga dahaga”mengambarkan rasa rindu akan kasih sayang yang membara seperti telaga yang kekeringan karena air hujan yang tidak kunjung datang.
Pada bait ketiga, “kukayuh pedal mencari sisa hujan” dia mencoba mencari jejaknya yang belum juga ditemukan. Mencari dengan mengayuh sepeda, dengan beban kerinduan.
Pada bait keempat, “di celah senyum yang tak jua rekah” Mengambarkan pencarian dan penantian agar bisa bertemu dengan orang yang sangat dirindukannya. Senyum yang tidak kunjung ditemuinya.
Pada bait kelima, “bekisarmu tak lagi berkokok” Kutipan tersebut mengambarkan, kerinduan akan sosok yang mempunyai senyum yang indah dan suara yang sangat merdu. Suaranya tak kunjung didengar setelah sekian lama.
Pada bait keenam, “sangkar di teras telah lama menunggu” Kutipan puisi tersebut mengambarkan, bahwa bukan hanya dia yang merindukannya namun, rumah yang selama ini menjadi tempat tinggalnya merindukan kehadirannya. Rumah itu tampak kesepian tanpa pemiliknya.
Pada bait ketujuh, “dan ketika hujan datang seperti cinta yang kemaruk” Kutipan puisi tersebut mengambarkan, kedatangannya telah membawa keteduhan dan kebahagian bagi semua orang. Rindu itu semakin menggebuh dalam hati dan dirinya.
 Pada bait kedelapan, “telaga-telaga meluapkan asmaranya” Kutipan tersebut mengambarkan, rasa cinta dan rindu semakin menjadi-jadi. Hinga tidak bisadiungkapkan dengan kata-kata.
Pada bait kesembilan, “rumpun merimbun bersama rebung” Rindu yang menggebuh bersama rasa cinta diantara kita berbaur menjadi satu. Sehingga yang ada hanya keteduhan.

Pada  bait kesepuluh, “bekisar di teras rumahmu melagu merdu” kutipan tersebut mengambarkan, suara indahnya yang selama ini ingin dia dengar akhirnya terdengar merdu ditelinganya dan seisi rumah ikut bahagia mendengarnya.

Pada bait kesebelas, “tapi aku takut mengayuh pedal kembali” kutipan puisi tersebut mengambarkan, dia takut ketika harus pergi meninggalkannya. Dia takut kehilangannya untuk yang kedua kalinya.

Pada bait kedua belas, “luapan itu bisa melelapkanku di dasar kali” kutipan pada puisi tersebut mengambarkan, Dia membayangkan jika dia pergi maka dia tidak akan bisa bertemunya lagi. Rasa takut yang menyelimuti hatinya membuatnya berfikir akan kehilangannya untuk selamanya.
 
Pada bait ketiga belas, “adakah kau masih menyimpan janji ....”Kutipan tersebut mengambarkan, bagaimana dia mempertanyakan janji yang telah diberikan oleh orang yang dikasihinya.



C.    Kelemahan
Alur cerita dalam puisi Kedung Adem cukup rumit. Pembaca kesulitan dalam memahami makna tiap bait pada puisi tersebut
D.     Kelebihan
Puisi Kedung Adem karya M. Shoim Anwar, mengandung banyak sekali pesan moral.
E.     Simpulan
Penantian adalah suatu hal yang sangat menyakitkan. Puisi Kedung Adem mengambarkan penantian dan kerinduan akan seseorang yang sangat dicintainya. Seperti telaga yang kekeringan akibat musim kemarau dan menunggu hujan

ANALISIS PUISI IBU KARYA D. ZAWAWI IMRON

ANALISIS PUISI IBU KARYA D. ZAWAWI IMRON A.     Biografi penulis Zawawi Imron lahir di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, ...